Aku Rindu Padamu



Pendengar nurani yang di Rahmati Allah..
Namaku Ana, sejujurnya sangat sulit bagiku menceritakan kisah hidupku, namun ku merasa akan banyak manfaat yang dapat kalian petik, Insyaallah.. aku hanya ingin menceritakan lika-liku perjalananku keimanan dalam hidupku. Semoga setelah mendengarnya kalian tidak salah kaprah terhadap organisasi islam disekitar kalian.
Aku terlahir dari keluarga yang mempunyai latar belakang agama yang baik. Ayahku seorang pegawai yang sukses dalam karirnya di usia muda dia telah mencapai pangkat yang tinggi di tempat ia bekerja, ayahku juga seorang Da’i kadang dia dipanggil ustadz karena kebiasaannya mengisi ceramah dan khutbah dimana-mana. Ibuku hanya seorang Ibu Rumah Tangga biasa yang melimpahkan kasih sayangnya pada kami semua. Hidupku begitu sempurna, seakan kebahagian hanya ada dalam keluarga kami, dari sisi materi dan pendidikan aku dan kakakku tak pernah kekurangan, walau begitu, ayah dan ibu selalu mengajar kami hidup sederhana, dan dari segi ruhiyah, kasih sayang begitu malimpah dari mereka, pendidikan agamapun bagitu tercukupi. Allah begitu melimpahkan RahmatNya dalam keluargaku..
Namun ketika Ayah meninggal dunia, meninggalkan kami semua yang masih dalam masa mencari jati diri, ada sedikit perubahan dalam hidup kami, yang dulunya Ayah sebagai tempat kami menanyakan segala sesuatu telah tiada, kondisi ekonomipun mulai goyah, namun ternyata Allah tak pernah meninggalkan kami. Kembali Dia tetap menjaga kami agar tetap terjaga dalam kehidupan yang Dia Ridhoi. Yah, kakak-kakakku mulai mengenal islam lebih dalam dengan mengikuti berbagai kegiatan islami di sekolah dan kampusnya, mereka mulai sedikit demi sedikit merubah penampilannya, jilbabnya makin lebar, dan mulai sibuk dengan kegiatan yang mereka sebut Tarbiyah. Waktu itu aku masih kecil jadi belum mengerti, dan tak begitu ambil pusing, namun ketika aku masuk SMU, awalanya aku adalah gadis yang tomboy dan cuek, namun berkat kegigihan seorang seniorku dia selalu mengajakku mengikuti ta’lim dan kajian-kajian di sekolah, hingga akhirnya akupun bergabung dengan mereka, kalompok kajian yang bermanhaj salaf.
Sungguh saat itu, ghirohku untuk mengenal islam begitu besar, semua majelis ilmu ku datangi, SMU ku dulu yang begitu ketat terhadap organisasi-organisasi islam bahkan melarang siswanya membentuk organisasi islam di sekolah, namun bagiku itulah tantangannya, dan berkat Rahmat Allah dan atas izinNya, Aku dan beberapa teman akhwat dan ikhwan berhasil mendirikan ROHIS (Rohani Islam) di dalamnya, dengan aku sebagai ketua keputriannya. Dalam sekejap, ROHIS mempunyai peminat yang begitu banyak, bahkan guru-gurupun mulai mendukung kami. Dan Cintaku pada jalan Dakwah semakin besar..
Beberapa tahun  kemudian aku tamat, dan mulai kuliah, Alhamdulillah Allah selalu menjagaku, di dunia kuliah yang begitu sibuk kembali Allah mempertemukanku dengan Akhwat-akhwat semanhaj, akupun kembali bergabung dengan mereka, sungguh dakwah telah menjadi pilihan hidupku saat itu, kembali dalam Lemabaga dakwah kampusku aku begitu bersemangat melakukan tugas-tugas dakwah, menjalankan amanah-amanahku, bahkan tak sedikit kagiatan-kegiatan besar kuketuai, dan atas izin Allah kemudian Dia menempatkanku pada posisi puncak diLembaga Dakwah Kampusku sebagai ketua.. Alhamdulillah..
Namun ternyata Allah Maha Benar, Keimanan Manusia akan ada kalanya turun. Aku bukan manusia yang sempurna, dengan kadar keimanan yang selalu tinggi. Aku sampai pada kondisi jenuh, lelah, aku di hadapkan pada sebuah kondisi dimana amanah dakwah yang semakin menumpuk dan mebutuhkan perhatian besar dariku, disisi lain tugas kuliah yang semakin menggila, dan lebih-lebih orang tua yang menuntutku segera menyelesaikan kuliahku. Aku sampai pada titik lelah yang amat sangat, aku bosan dengan semua rutinitasku, walau begitu aku tetap menjalaninya meski tak seghiroh yang dulu, namun semua amanahku kuselesaikan dengan baik, setidaknya itu menurutku. Jujur waktu itu aku begitu bingung, kesibukanku di kampus dan forum terlebih aku kuliah di fakultas tersibuk karena tugas praktikum yang luar biasa, membuatku tak punya waktu dirumah, amanah dirumah tak mampu kuselesaikan, semua terbengkalai sehingga tak jarang ibu dan kakakku jengkel melihatku yang sama sekali tak ada waktu dirumah, bahkan aku jarang pulang karena lebih banyak menghabiskan waktu di sekertariat forum.
Hingga sampai pada akhir kepengurusanku. LPJ mulai di adakan, namun ada hal dalam LPJ yang membuat hatiku begitu sakit, selama LPJ aku merasa tak ada satupun salam kepengurusanku yang kulakukan dengan benar, ada saja keritik pedas dari Pembina dan bawahanku, bahkan tak sedikit yang menganggap kepengurusanku paling kacau dari semua forum, Allah.. benarkah semua amanahku telah kutelantarkan? Benarkah bawahanku tak ada yang kuperhatikan? Sungguhkah semua pengorbananku selama ini yang kuanggap telah sampai pada puncak usahaku tak sedikitpun berarti di hadapan mereka? Lalu apa gunanya semua yang kulakukan jika ternyata hasilnya hanya rasa terdzolimi dari bawahan-bawahanku karena merasa kepemimpinanku yang tak becus. Lalu apa gunanya kukorbankan kuliahku yang sengaja kutunda selesainya karena harus menunggu berakhirnya amanahku di forum. Namun saat itu, semua ku terima dengan hati lapang. Bagiku apapun yang ku lakukan sama sekali bukan untuk mengharap pujian dari manusia, yang ku inginkan adalah Ridho Allah, bukankah Allah tak melihat hasil? Namun yang Dia lihat adalah proses dan usahaku selama ini.
Namun, sakit hati pada akhwat yang sedang berusaha ku tepis kembali ku rasakan, mereka lagi-lagi menyakitiku, dengan kalimat-kalimat kasar yang mungkin bagi mereka adalah tegas, tapi tidak bagiku. Membuat aturan-aturan yang menghendaki semua perhatianku tercurah pada forum dengan alasan, inilah jalan dakwah yang jalannya penuh terjal dan berliku. Kuakui itu benar, namun mudah baginya mengatakan jika kalian jauh dari orang tua, sedangkan aku tak sama, birulwalidainku tetap harus kujalankan pada ibuku yang merupakan orang tuaku satu-satunya, yang saat ini telah renta dan sakit-sakitan, aku harus membantu pekerjaannya, menjaganya ketika sakit, dan semua hal yang mereka tak mampu mengerti. Betapa sulitnya aku meminta izin untuk tak menghadiri rapat ketika aku harus menjaga ibu yang sakit, atau ketika ku harus menggantikan ibu ke pasar sehingga aku terlambat ke rapat, namun ketika ku katakana alasanku sama sekali tak ada wajah simpati atau mendoakan ibuku yang ku dapatkan adalah wajah kesal karena keterlambatanku. Dan yang paling menyedihkan ketika ibuku sakit, sakit rematiknya membuatnya tak mampu bergerak, aku sama sekali tak bisa meninggalkannya karena harus di bopong ke mana-mana, sehingga amanahku hari itu tak dapat ku jalankan, akhirnya aku menghubungi beberapa akhwat untuk menggantikanku. Namun apa yang ku dapat? Tak ada satupun yang mau membantuku. Hatiku hancur kala itu. Di mana ukhuwah yang kau gembar-gemborkan? Dan aku mulai ragu dengan jalan yang ku ambil. Benarkah forum yang kuperjuangkan selama ini? Adakah dalam ajaran Rosul yang mereka lakukan itu? Sungguhkan aturan dan amanah membuat mereka jadi sekaku itu? Benarkah jalanku selama ini?
Aku kecewa, hingga kuputuskan untuk keluar dari jalan dakwah ini. Kutolak semua amanah yang diberikan padaku,ku hindari semua pertemuan dengan akhwat, tak peduli apapun yang mereka katakan, aku hanya ingin menjadi anak yang tak durhaka pada orang tuaku, ku curahkan semua perhatianku pada keluargaku yang selama ini telah ku abaikan, dan betapa bahagia ibuku ketika ia mulai mendapatkanku lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya. Ibuku semakin sehat, wajahnya kembali bersemangat. Dan akupun mulai fokus pada kuliahku hingga dalam waktu singkat dapat kuselesaikan dan mencapai gelar sarjana.
Namun tetap ada yang hilang dalam hidupku, aku merindukan jalan dakwah itu, namun juga hatiku menolak dengan sangat untuk kembali, trauma pada semua perlakuan mereka padaku, aku takut dengan segala aturan yang mereka buat yang membuatku merasa seakan tercekik dan tak ada kehidupan dengan keluargaku, bahkan aku sampai pada rasa trauma dan takut bertemu dengan akhwat, tiap berpapasan atau melihat mereka dari jauh, aku sangat takut dan ingin lari. Dan kuputuskan untuk betul-betul lari dari mereka, aku melanjutkan pendidikanku ke pulau jawa.
Disini, di tempat yang baru ini, ku rasakan kebebasan yang amat sangat, aku kini bebas dari semuanya, bebas dari segala aturan yang seolah mencekikku, bebas dari semua tekanan dan tatapan sinis mereka karena sedikit saja kesalahanku, bebas dari amanah-amanah yang membelitku… dan ku berjanji pada diriku untuk lebih fokus pada kuliahku, pada semua tugas-tugas kampusku.. target selesai dengan presdikat cumlaude harus aku pegang. Den benar saja, semua kuliah dengan mudah ku ikuti, pelajaran yang bagi sebagian temanku sulit dapat ku selesaikan dengan mudah, sehingga tak jarang mereka berkumpul di kos ku untuk memintaku mengajarkan kembali pada mereka. Alhamdulillah, aku senang sekali, mata kuliah yang hampir 80% mahasiswanya tak lulus dapat dengan mudah ku lalui. Namun, ada yang hilang dalam diriku,  selalu ada yang kurang yang ku rasa, tiap kali ku tebangun di pagi hari, aku merasa mendapati diriku bukan diriku seutuhnya… ada sesuatu yang kosong dan hampa di balik semua prestai yang ku raih, sikap dan pergaulanku kadang tak terkontrol, bercanda dengan akrab dengan lawan jenis, walau tetap ada jarak yang ku pasang karena masih melekat dengan erat di otakku konsep pergaulan dalam islam, tapi tetap saja banyak batasan yang telah di langgar, semua karena siri ini telah merasa tak ada lagi akhwat yang dapat menegurku, tak ada lagi mereka yang dapat menjagaku, yah, aku merindukan sosok-sosok itu, sangat rindu, saudari-saudariku di sana, rindu pada semua kesibukan kami ketika mengerjakan semua amanah dakwah itu. Walau kadang begitu lelah yang kami rasa, tapi tetap saja tiap tetes keringat yang dulu ku keluarkan bagaikan sebutir berlian di akhirat kelak, walau dengan kantuk yang amat sangat kami tetap harus memaksakan mata terbuka ketika harus mabit dan musyawarah hingga dini hari, namun semua ku lalu dengan semangat yang begitu berbeda, ada tujuan yang begitu besar di sana. Dan ghiroh itu yang begitu kurindukan. Namun sekarang tak lagi kurasakan, aku rindu pada lingkaran majelis dzikir itu, dalam naungan para malaikat, walau panas membakar, namun di sisni di hati begitu sejuk mendengarkan untaian kalimat suci yang mebakar semanagat ibadah kami. Aku sangat merindukan itu semua, pada suara lembut murabbiyahku, pada kalimat-kalimat teduh ustazd-uztadzku, pada salam hangat dan pelukan cinta sudari-saudariku.
Aku rindu, dan kuputuskan mencari  tempat tarbiyah di sini dipulau jawa ini. Dan Alhamdulillah aku menemukannya, walau harus memulai dari awal tapi tak mengapa, kembali ku rasakan indahnya majelis-majelis itu lagi. Namun itupun tak dapat ku jalani dengan baik karena jadwal yang selalu bertabrakan dengan jadwal kuliahku. Berada di tengah akhwat-akhwat baru serasa aku begitu terasing, namun tetap saja keramahan mereka tetap sama bahkan mereka jauh lebih lembut mungkin kerena suku mereka yang memeng terkenal berperangai lembut, namun entah tetap jasa rasa rinduku pada akwat-akhwatku yang dulu belum terobati, terlebih selama kepergianku ke jawa tak satu pun dari mereka yang menghubungiku, termasuk murabbiyahku dan Pembina forumku, tak satupun yang menanyakan kabarku, padahal hati ini begitu merindukan mereka, akupun malu untuk menyapa mereka lebih dahulu, mengingat aku yang tiba-tiba menghilang dari mereka, aku malu karean aku tau aku yang salah, dan aku piker mereka pun sedang marah padaku, aku takut namun juga sangat rindu.
Akhirnya aku berhasil menyelesaikan kuliahku kurang dari 1 tahun, Alhamdulillah targetku lulus dengan predikat cumlaude dapat terwujud, aku mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, Segala puji bagi Allah yang memudahkan jalanku. Dan ini berarti pula waktuku kembali, yah kembali pada bagian hidup yang kemarin aku lari darinya, dan aku harus siap untuk menghadapinya. Aku pulang, namun diluar dugaanku, awalnya ku menyangka mereka pun merasakan rindu padaku seperti yang kurasakan, ku pikir mereka akan segera menenmuiku atau paling tidak menghubungiku ketika tahu aku telah kembali, namun ternyata tidak, tak ada yang menemuiku kacuali akhwat-akhwat yang merupakan sahabat dekatku. Hal ini membuatku enggan untuk kembali berkumpul dengan mereka, entah ada rasa sedih tiap kali melihat mereka dari jauh, bahkan aku takut untuk menyapa mereka, aku takut mereka memperlakukanku dengan dingin, terlebih pada akhwat-akhwat yang mengenalku di forum dan Pembina-pembinaku, apa kata mereka bila bertemu denganku? Akankah mereka marah padaku atau menyindirku dengan kalimat yang pedas kerena amanah-amanah yang telah ku terlantarkan? Aku tetap saja menghindari mereka, bahkan aku tak berani mengikuti tarbiyah lagi, aku tak mau kecewa lagi..
Namun Allah tetap selalu menjagaku, tetap menjaga hatiku dalam dien ini. Rasa rindu pada tarbiyah tak dapat lagi ku bending, kadang aku menangis sendiri di kamar, melihat diriku ini, dengan busana syar’I namun ternyata ilmuku begitu dangkalnya, akankah imanku mampu bertahan bila ku tak segera mengikat diriku kembali dalam lingkar majeliz dsikir itu? Aku tahu syaitan begitu pandai mejerumuskanku, begitu halus bisikannya, menelusup ke hatiku dan mengadu domba ku dengan saudari-saudariku, ku muhasabah semua yang telah ku lewati dalam linangan air mata yang tak terbendung, dan ku menemukan. Sungguh tak ada yang salah dengan saudariku, aku tahu aku yang begitu lemah yang seharusnya mampu bijaksana dengan semua sikap apapun dari mereka, karena betapapun mereka menyakitiku, aku sangat yakin, tak sedikitpun dari mereka yang ingin menjerumuskanku, namun syaitan begitu pandai menjerumuskanku dalam jurang prasangka. Sungguh aku sangat merindukan kalian, dank u meminta maaf pada kalian, terhadap segala prasangka, amarah, dan kekecewaan yang tak pantas ku lakukan pada kalian.. aku menyadari kalian bukanlah malaikat yang suci, kalian manusia yang tetap saja akan mempunyai kesalahan. Begitu pula diriku.. dan satu hal yang ku yakin dari kalian, hati mu, hati ku, hati kita telah Allah ikat dalam sebuah ikatan yang begitu indah, begitu erat, yaitu persaudaraan dalam islam.. Sudariku aku akan kembali, berjuang bersama kalian, mengukir nama-nama kita dalam barisan penegak dien ini. Tanpa prasangka, tanpa dendam,hanya cinta pada Allah dan Menghgarapkan Ridho Allah..
Pendengar nurani yang DiRahmati Allah, hari ini aku telah kembali seutuhnya dalam barisan dakwah ini, sungguh nikmat apa lagi yang lebih indah dari pada nikmat iman dan islam, dan ikatan apa yang lebih indah selain ikatan yang diikat oleh Allah yaitu mencintai kerenaNya. Dan kembali kini ku temukan diriku yang utuh dalam lingkaran majelis dzikir yang diliputi para malaikat, dengan semangat seperti dulu.. Allahu Akbar.. Labbaikallah..
Untuk sudari-sudariku yang telah memilih menjauh dari kami, aku pun pernah kecewa seperti kalian, tapi ketehuilah kita hanya manusia, lapangkan hatimu dan sungguh, tangan-tangan kami tatap terbentang menyambut kalian, bagaimanapun rupa kalian saat ini, kami juga rindu.. Sungguh semua amarah adalah tipu daya syaitan, kembalilah, kami tetep disini menunggumu, tak aka nada yang berubah..


Ana, 211110 Makassar…
 
Nurani-satrio herlambang

Duka & Air Mata Istri Sholehah


Dari Savitri di Sulawesi Tenggara
Asalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman
Namaku Savitri, biasa dipanggil Vitri, aku bertutur dimalam lewat program ini, bukan karena sedang emosi atau sedang menyesali apa yg sedang terjadi menimpaku saat ini, apalagi sampai bermaksud mengumbar aib keluargaku sendiri, yah..,  aku hanya ingin agar masalahku ini bias menjadi pelajaran dan dapat menjadi ibroh bagi yang lainnya..
Pendengar Nurani yang baik
Setiap wanita pasti menginginkan agar mendapatkan seorang pendamping hidup yang dapat memahaminya, mengayominya dan dapat menjadi imam baginya dan anak-anaknya kelak, seperti itupula halnya denganku, setelah mengenal dakwah bermanhaj salaf 2,5 tahun lamanya, dan mengikuti halaqah tarbiyah dan majelis ilmu lainnya dioranisasi islam yang menaungiku saat itu, Alhamdulillah banyak hal yang aku fahami, dan banyak hal pula yang mulai aku mengerti, terutama hal2 yang sacral dalam agama, sebab pemahaman itu aku dapati melalui proses yang intens selama 2.5 tahun itu, dan dari situlah impianku untuk bersuamkan pria sholeh, taat dan bertanggung jawab mulai muncul menggangu hatiku, dalam impian dan harapan itu aku begitu mendamba seorang lelaki yang telah tertarbiyah, faham ttg islam, bahkan berharap mendapatkan pria berilmu atau setara dengan kualitas para asatidzah..dan aku rasa tak ada salahnya aku berharap demikian meskipun dalam hati kecilku, aku sendiri tak mesti mematok bersuamikan ustadz, yaa paling gak agama dan aqidahnya bagus, itu sudah lebih dari cukup buat ana, dari pada harus jadi perawan tua sebab saking selekstifnya dalam memilih pasangan hidup, apalagi, Alhamdulillah dakwah fardiyah  pada keluargaku telah kutanamkan sebelumnya, terutama ibu dan bapakku.., sehingga dukungan dari mereka begitu besarnya padaku, kadang malah mereka sesekali minta diadakan tarbiyah gabungan dirumah atau meminta agar tarbiyahku diadakan dirumah setiap pekannya, dan itu adalah hal sangat aku syukuri..
Pendengar Nurani yang budiman
Dalam organisasi dakwah itu pula aku termasuk dalam aktifis yang super sibuk, memegang sejumlah halaqah ta’rifiyah dan segudang aktifitas lainnya, aku sangat menikmati hal itu, dan Alhamdulillah tak sedikitpun aku merasakan ada keletihan dalam diriku dengan berjubelnya kegiatanku, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik buat ummat, sehingga bila saja dating tawaran kegiatan atas nama ummat, maka aku tidak pernah menolaknya.., semua itu aku lakukan tentunya semata2 karena Allah, meskipun terselip sedikit harapan lain, bahwa aku akan dipertemukan dengan seorang pria yang baik, lebih2 baik agama dan akhlaknya.., bukankah wanita2 yg baik diperuntukkan untuk lelaki2 yg baik pula..?
Pendengar Nurani yang budiman
Waktu terus bergulir, dan akhirnya akupun telah menamatkan kuliahku dengan menggondol S1 Informatika, dan entah secara kebetulan atau tidak, tak lama bereslang setelah itu Akhirnya masa penantianku itu berujung juga, sebab aku dikabari oleh LEMBAGA PERNIKAHAN bahwa ada seorang ikhwah yang ingin menghitbah aku, ikhwah ini berasal dari jawa tengah, namun oleh LEMBAGA PERNIKAHANdisampaikan padaku bahwa ikhwah ini baru 3 bulan lamnya mengikuti tarbiyah, Mas Rommy namanya, beliau bekerja disalah satu perusahaan swasta didaerahnya, dan telah menyatakan keinginannya untuk menikah karena orang tuanya memaksanya untuk segera menikah, sebab mas rommy adalah anak sulung mereka dan saat itu telah berusia mapan untuk berkeluarga, dan LEMBAGA PERNIKAHAN memediasi keinginan mas rommy untuk mencarikan akhwat yang bersedia menerima mas rommy dengan kapasitas “ikhwah baru” saat itu, yang kudengar bahwa akhwat yg akan dicalonkan dengan ikhwah ini adalah akhwat yg sudah lama tarbiyah atau yang sudah menjadi murobbi, alasannya agar dapat mengimbangi sang suami, serta menjadi control baginya kelak, bila nanti sang ikhwah ini akan future dan kembali kemasa lalunya. Dan jujur, informasi ttg adanya seorang ikhwah yg sedang mencari pendamping ini sudah aku ketahui sebelumnya dari teman2 akhwatku, sebab telah ada beberapa akhwat yang dikhitbahnya tapi tak satupun yang menerima lamaran ikhwah ini dengan alasan yg variatif, ada yg menolak dengan alasan bahwa ortunya belum merestui, ada yg menolak dengan alasan tidak mau diboyong kedaerah sang ikhwah dijawa, ada yg menolak dengan alasan masih ingin melanjutkan kuliah, dan ada yg lebih ekstrim menolak ikhwah ini dengan alasan karena sang ikhwah baru 3 bulan ikut tarbiyah, hingga akhirnya pinangan itu tertuju padaku, saat pinangan itu dating aku tak lantas memberikan jawaban apapun pada ikhwah itu, kulalui berbagai proses untuk mendapatkan keputusan yang bulat dari pinangan tersebut, yaitu antara menerima atau menolak lamaran ikhwah ini, kucoba berkonsultasi kepada murobbiyahku, juga kumintai saran dari kedua orang tuaku, serta tak lupa mengadu dan curhat kepada allah lewat sholat lailku, dan hasil akhir dari semua itu ternyata dikembalikan padaku sebab mereka memberi alasan bahwa akulah yang akan menjalani biduk Rumah tangga itu.
Pendnegar Nurani yang budiman
Dengan memalui berbagai pertimbangan serta dengan memohon Ridho Ilahi, akhirnya lamaran mas rommy aku terima.., dan Alahmdulillah setelah melewati beberapa proses seperti mulai dari ta’aruf dan nadzor, acara walimah kami resmi digelar secara syar’I dirumahku sepekan setalah segala pengurusan berlangsung, dan seperti pasangan suami istri pada umumnya, kami melewati proses pacaran itu setelah menikah, segalanya begitu indahnya, mas rommy Alhamdulillah adalah ikhwah yang baik meskipun baru tertarbiyah selama 3 bulan, pakaiannya pun syar’I alias tidak isbal, dan seperti ikhwah pada umumnya mas rommy juga memelihara sunnah rosul dengan memanjangkan jenggotnya yang lebat, kadang aku sering tersenyum saat memandangnya, sebab bila dipandangi sepintas, penampilan mas rommy layaknya seorang ustd besar dengan kapasitas ilmu yang cukup tinggi, sebab dari caranya bersosialisasi serta caranya berpenampilan tak ubahnya seperti seorang ustadz, menyadari semua itu aku mulai berangan2 yang tak lupa kubarengi dengan doa semoga suamiku akan senantiasa istiqamah dan rajin mempelajari ilmu agama serta rajin ikut tarbiyah, sehingga pengetahuan agamanya kelak akan setara dengan penampilannya.
Pendengar Nurani yang budiman
Setelah pernikahan itu, kami masih tinggal dirumah orang tuaku, dan Alhamdulillah 2 pekan setelahnya telah tumbuh benih2 cinta kami berdua, kami sangat bahagia saat itu, dan kesyukuran pun tak pernah lepas kami lakukan, terutama meninghkatkan volume ibadah kami, mas rommy juga tak pernah meninggalkan solat lailnya, saat itu aku merasa sangat bahagia, hingga akhirnya masa cuti kerja mas rommy berakhir dan 3 hari sebelum masa cuti tugasnya berakhir, kami berangkat kejawa, kekampungnya mas rommy, sedih rasanya kirasakan, karena harus berpisah dengan akhwat2ku tercinta, meninggalkan jama’ah disana, meninggalkan kampong halaman, terutama meninggalkan orang tua tercinta, tapi itulah konsekuensi dari pernikahan, seorang istri yg taat harus rela kemana aja mengikuti dan mendampingi suami tercintanya bertugas, demikian pula dengan diriku, setelah tiba dikampungnya mas rommy, ternyata segalanya telah dipersiapkan, mas rommy ternyata memang pria mapan, sebab sebelum pernikahan tersebut, dia telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut keluarga barunya, mulai membeli rumah pribadi dan segala fasilitas didalamnya, jujur aku merasa bahagia dengan semua itu, bukan karena aku materialistis, tapi bukankah hidup sendiri dan mandiri jauh dari interfensi siapapun adalah dambaan setiap keluarga baru?, begitu pula denganku, hari-hari kami lalui dengan penuh bahagia, mas rommy adalah pria bertanggung jawab, dan taat dengan ibadahnya. waktu terus bergulir, hingga tiba juga puncak kebahagiaan kami, dimana jundi mungil.., calon mujahid sejati yang selama ini kami nantikan, lahir ditengah2 keluarga kami dan melengkapi kebahagiaan itu, terasa lengkap sudah kebahagiaan keluarga kami..
Pendnegar nurani yang budiman
Jujur.., semula kufikir keluarga kami akan bahagia selamanya layaknya impian dari setiap keluarga lainnya.., semula kufikir tidak akan ada kerikil tajam yang akan menghalau pernikahan kami, tapi ternyata aku salah.., ternyata aku yg berlebihan dalam berangan2, sebab kerikil itu justru lebih tajam dari yang aku duga sebelumnya, kuakui bahwa setiap keluarga pasti pernah bertengkar, namun pertengkaran itu pasti akan berujung..tapi dlam keluargaku..?, pertengkaran itu hamper tak pernah letih menghiasi biduk rumah  tangga kami, semuanya berawal ketika aku melihat ada perubahan besar dalam diri mas rommy, kadang kulihat dia kekantor  memakai celana yg isbal, padahal celana2nya itu telah disimpannya sejak dia mengenal dakwah ini, menyaksikan semua itu hatiku sedih..aku mencoba menasehati dia dengan hikmah, tapi tak pernah digubrisnya.., sebab mas rommy selalu menghindar dariku karena tidak ingin membahas masalah itu.., secara diam2 juga kuketahui mas rommy memotong jenggotnya meskipun tidak sampai gundul.., aku berusaha memahamkan padanya nilai2 agama yg mungkin dia telah melupakannya.., tentang hal2 yg terkait dengan apa yg sedang terjadi padanya, namun lagi-lagi hanya kebisuan yang aku dapat darinya.
Pendengar nurani yang budiman
Dadaku serasa sesak menyaksikan semua itu, apalagi mas rommy melakukannya seolah tanpa beban, dia bahkan menikmatinya, satu kali dia pernah memberikan alasan, dan alasan itu sangat tidak bias aku terima sama sekali, yah.., ternyata mas rommy melakukan inikarena mulai merasa malu dengan penampilannya setelah menjadi ikhwah, dan rasa malu itu katanya muncul setelah beberpa kali ditugaskan keberapa  perusahaan lainnya..semua relasinya berpenampilan elegan setara dengan jabatannya sementara dia layaknya seorang ustd yang salah mengambil profesi.., mendengar semua itu mataku berkaca2..astagfirullah..ternyata syetan sudah mulai membisikan rayuan buruk pada suamiku.., dengan tidak mengurangi rasa hormatku padanya sebagai kepala rumah tangga, aku berusaha menasehati dia dari kekeliruannya.., aku bahkan kembali merivew materi2 tarbiyah yg telah dia dapatkan dulu yang mungkin telah dia lupakan.., tapi apa yang terjadi.., mas rommy malah membentakku dengan suara kerasnya.., bahwa aku tak perlu menceramahinya.., bahwa dia melakukan semua ini untuk kelangsungan hidup keluarga kami.., air mataku menetes saat itu.., aku tidak menyangka sama skelai kalau mas rommy yang dulu kukenal sangat istiqamah meskipun baru megenal tarbiyah, namun kini berubah 99 derajat..aku bahkan hampir2 tak mengenalnya.., ya Allah ada apa dengan suamiku..
“aby..afwan sebelumnya..bukan ana bermaksud menggurui aby.., tapi ana hanya ingin mengingatkan aby agar jangan sampai aby akan semakin jauh dari Allah.., ana juga sedih karena tak lagi melihat mas sholat berjamaah dimesjid, padahal mesjid hanya 50 meter jaraknya dari rumah kita.., ada apa denganmu aby..ada apa..?, ana ini istrimu aby..tolong terbukalah pada ana. insya Allah kita akan hadapi segala masalah yang dating menghalau rumah tangga kita dengan bersama2, asalkan aby jangan berubah seperti ini..?. ujarku dalam linangan air mata..
“umy..syukran atas segala perhatiannya..tapi percuma ana menjelaskan semua ini pada ummy, karena ummy tak akan pernah memahaminya.., sebab ummy hanya tinggal dan berdiam diri dalam rumah, sementara aby..aby harus berhadapan dan bertemu dengan banyak orang, khususnya relasi aby..semua mereka selalu membicarakan penampilan aby.., aby capek jadi bahan omongan orang.., dan mengenai aby yg gak lagi sholat dimesjid jujur semua itu aby lakukan  karena aby sangat capek setiap pulang dari kerja.., tapi abykan tetap sholat ummy..” sela mas rommy dengan lantangnya
“astagfirullah.., kenapa aby berkata seperti itu?, mengapa aby jadikan pandangan manusia sebagai penghambat keistiqamahan aby, bukankah jauh lebih baik hina dalam pandangan manusia tetapi mulia dalam pandangan Allah, jujur umy sedih mendengar dan melihat kenyataan ini, padahal umy berharap apapun yang terjadi menimpa keluarga kita, kita akan bersama2 menghadapinya, tetapi mengapa semua harus terjadi seperti ini, bahkan umy hampir2 tak mengenal aby lagi, aby seperti orang asing dalam pandangan umy..” ujarku dalam tangis yang tak bias kubendung
“aaaakkkkkkkkkkkkkkkkhhh..sudahlah..gak usah dibahas lagi…pusing aby membahas semua ini, setiap hari ini saja topic yang selalu dibahas.., apakah tidak topic lainnya..?, apakah sikap aby seperti ini akan membuat aby keluar dari agama ini, gak kan..?, gak usah terlalu berlebihan memberi pandangan buruk terhadap aby, aby juga melakukan semua ini untuk kebahagiaan kita, mau makan apa kalau aby tidak melakukan semua ini..?, aby malu ummy..aby malu dengan teman2 kantornya aby” ujar mas rommy lagi padaku
Pendengar nurani yang baik
Hatiku miris mendengar semua itu, aku sangat kecewa, masih  kuingat betul masa2 kami menjalani semuanya dengan proses yg begitu indahnya, aku tahu suamiku tidak seperti ini, meskipun dia baru mengenal dakwah dan baru mengenal tarbiyah.., ya Allah ada apa dengan suamiku..?, aku bahkan beberapa kali mendapati suamiku makan dan minum dengan posisi berdiri..padahal didepannya tersedia meja dan kursi makan, dan aku melihat seperti tidak ada beban didalam dirinya, bahkan aku melihat mas rommy begitu sangat menikmatinya, bahkan yang lebih mengejutkanku dan tak bias kuterima…entah sakit hatinya padaku karena sering mengungkit2 masalah ini, atau sengaja ingin menyakiti perasaanku, mas rommy tak lagi pernah sholat berjama’ah dimesjid kecuali sholat jum’at, dia juga tak pernah terlihat ikut tarbiyah dengan alasan bahwa murobbinya tak lagi pernah dating2 lagi karena kesibukan dakwah ditempat lain, bahkan yang lebih menyakitkan perasaanku, jenggotnya yg dulu hanya dicukurnya separuh..tapi kini telah digundulinya hingga tidak ada yang tersisa, Ya Allah aku sedih menyaksikan semua itu..apa yang harus aku lakukan..?, aku fikir semua akan baik2 saja, aku fikir aku akan berguna baginya.., tapi ternyata tidak..aku tidak tahu apakah aku menyesal dengan semua ini atau tidak, tapi aku berharap ada perubahan positif dari semua ini
Pendnegar Nurani yang budiman


Hingga pertengkaran diantara kami kembali terjadi, mana kala aku memprotes semua itu, mana kala aku menagih janjinya dulu saat ta’aruf pertama kalinya, bahwa dia akan tetap istiqamah setelah dia menikah aku, tapi semua tak pernah digubrisnya, aku sedih..sangat kecewa..bahkan dengan lantangnya dia berteriak..kalau seandainya dengan semua ini aku menyesal menikah dengannya dia memberikan segala keputusan padaku, kalau aku ingin berpisah dengannya, dia akan menerima dengan ikhlas dan akan melakukan apapun yang menjadi keinginanku asalakan dia tidak merasa diinterfensi seperti yg aku lakukan selama ini padanya, jujur aku tidak bermaksud menginterfensi suamiku.., sebagai seorang istri aku hanya ingin mengingatkan dia akan kekhilafan dan kekeliruannya selama ini.., salahkah bila aku melakukan semua ini..?, apakah aku harus membiarkan semua ini terjadi didepan mataku dan hanya menunggu hingga suamiku benar2 futur lalu aku baru bertindak  mengingatkannya setelah segalanya terlambat..?, tidak..aku tidak ingin hal itu terjadi menimpa suamiku tercinta…, aku tidak ingin..
Pendegar nurani yang budiman
Menyaksikan semua itu, aku kembali teringat masa2 duluku bersama akhwat2ku tercinta dikampung.., aku terkenang akan ibu bapakku dan kampong halamanku..aku jadi merindukan mereka.., tetapi aku tidak dapat berbuat apa2, karena telah ada jundi mungil ditengah2 kami.., haruskah aku melepasakan suamiku sementara ada anakku yang masih sangat mengharapkan kasih sayangngnya..?, atau haruskah aku bertahan dengan segala sikap dan perubahannya selama ini.., hingga saat ini aku masih bingung dan tak tahu harus berbuat apa, aku berharap kebaikanlah yang akan menjadi akhir dari semua ini, dan aku berdoa kepada Allah Azza Wajallah..agar  dia mengembalikan suamiku seperti dulu, dan kembali memberikan hidayah buat suamiku, agar dia menyadari segala kekhilafan dan kekeliruannya selama ini..amin ya rabbal ‘alamin
Wassalam

 Nurani-satrio herlambang

ketika tak berjodoh


Ini sebuah curhat seorang akhwat tentang dirinya yang ditolak saat ta'aruf..bukan karena tidak sholehah atau memiliki cacat fisik, tapi karena tidak cantik. Ada juga ya ikhwan model gini ... berikut kisahnya:

Sedih aku. Kenapa ada ikhwan yang menolak akhwat hanya gara-gara fisik?! Padahal... akhwat itu baik, cerdas, faham agama pula. Pokoknya insya Allah ia sholihah, tapi kenapa ada ikhwan yang menolaknya hanya gara-gara dia tidak cantik?!

Mereka, para ikhwan yang mementingkan kecantikan itu, mungkin beralasan dengan berkata bahwa cantik kan termasuk di dalam syarat-syarat wanita untuk dinikahi?! Mereka pun mungkin akan bilang bahwa haditsnya shahih lho! Tapi sayang, mungkin mereka nggak baca sampai akhir kalimat bahwa memilih wanita yang baik agamanya itu lebih selamat!

Mereka mungkin terus bilang, kalau mencari istri yang baik agamanya yang kebetulan cantik boleh khaaan?! Ya memang boleh, tapi pas kebetulan nggak cantik langsung di tolak khaaan?!

Ah, andai saja mereka tahu bahwa di zaman sekarang ini orang yang kaya itu akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Dan istri yang hebat di zaman ini adalah yang sanggup hidup miskin. Dan istri yang bijak di zaman ini adalah yang sanggup hidup kaya. Semua kan bisa bilang ‘saya siap hidup susah’ tapi dia nggak akan sanggup kalau nggak hebat. Semua juga siap hidup enak tapi dia akan bangkrut kalau nggak bijak.

Andai saja mereka tahu bahwa istri yang hebat dan bijak itu hanya ada pada istri yang sholihah. Dia lah yang qanaah, yang sanggup hidup dalam keadaan apapun yang diberikan suaminya kepadanya. Dia akan merasa cukup atas apa yang ada. Dan akan bersyukur atas kehidupan yang menyenangkan seperti dia akan bersabar atas kehidupan yang menyusahkan.

Mungkin para ikhwan itu hanya memaknai wanita yang baik agamanya itu sebagai wanita yang pakai jilbab panjang dan manis kalau tersenyum. Yang mungkin dari jilbab wanita tersebut mereka bisa menilai bahwa ia faham agama, dan dari senyumannya mungkin mereka bisa menilai bawa ia baik akhlaknya. Tapi mereka tidak tahu bahwa panjangnya jilbab dan manisnya senyuman hanyalah apa yang tampak di luar, sedangkan yang tidak tampak akan mereka ketahui setelah menikah.

Mereka akan tahu istri mereka sebenarnya ketika mereka sudah serumah dengannya, bukan di rumah orang tua ataupun di rumah mertua. Karena di rumah sendiri akan tampaklah seorang istri itu sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai anak orangtuanya yang manja dan selalu diturutkan keinginannya, ataupun sebagai menantu yang rajin dan akan selalu menampakkan kebaikan kepada mertuanya.

Mungkin sebaiknyalah orang-orang yang sudah menikah itu tinggal di rumahnya sendiri, walaupun harus kontrak atau kredit. Karena di rumah itu akan tampaklah sifat asli istri dalam menyikapi hidup yang diberikan suaminya kepadanya. Mereka akan tahu apakah jilbab isteri mereka membuktikan kefahamannya dalam agama, dan apakah manis senyuman mereka membuktikan kebaikan akhlaknya. Tetap dia pakaikah jilbab yang panjang itu ketika terik matahari panas menghujam?! Tetap adakah senyuman manis itu ketika lebat turunnya hujan?!

Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.
Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.

Isteri yang sholihah itu adalah yang qana’ah, senangnya berada di rumah.
Keluar rumah hanya dengan suaminya atau setidaknya dengan izinnya.
Dia tahu barang-barang telah mengalami kenaikan harga,
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.
Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.

Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.

Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,karena yang cantik seperti bintang di langit.Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.

Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.
Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.


“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]

****
Akhir2 ini saya juga baru menyadari bahwa "ikhwan" memang sesungguhnya hanyalah laki2 biasa yang juga memiliki nafsu seperti laki2 pada umumnya. Dulu saya kira yang namanya "ikhwan" sudah sungguh terjaga dan hampir tak pernah melirik embel2 dunia, seperti paras cantik wanita ....

Ya, saya jadi lebih bijak menyikapi segalanya ... maka jagalah diri kita dari pandangan liar yg dapat menjadi anak panah syaitan. Kecantikan adalah amanah terkadang mengandung sejuta perangkap. Bersabarlah dengan ujian kecantikan ini ... Siapa bilang cantik itu selalu enak, kadang2 terbesit juga lebih enak berparas biasa saja, tdk mudah disambangi fitnah. Bagaimana pun juga kita harus mensyukuri setiap pemberian dan menjaga dengan penjagaan terbaik.

" Ya Rabb .. lindungilah diriku dan keluargaku dari azab kubur dan siksa neraka yang bahan bakarnya batu dan manusia.Amin"

Buat Sampul Cover Facebook Timeline


Mencari cara membuat cover facebook timeline ? Mungkin Anda bisa memanfaatkan CoverCanvas. Merupakan aplikasi berbasis web yang  memungkinkan kita untuk sepenuhnya menyesuaikan foto Cover Facebook dengan berbagai macam template pilihan yang bisa dicustom sedemikian rupa menggunakan album foto facebook yang kita miliki.

Ada dua pilihan kategori yang bisa kita pilih, Custom Covers dan Static Covers. Keduanya memiliki subkategori yang dapat kita gunakan untuk membuat cover facebook timeline dengan mudah.
Untuk membuat sampul dari foto yang ada, klik kategori Custom Covers. Kategori ini menyajikan tiga pilihan, Foto Dan Nama(1), Nama Anda(2) dan Foto Anda(3). Template akan ditampilkan di bagian atas halaman, dan teman-teman dapat menelusuri dan memilihnya dengan mengarahkan mouse di strip yang bergerak tersebut.
buat cover facebook timeline
Setelah kita memilih template, maka secara otomatis aplikasi tersebut akan mengambil beberapa gambar dari album foto. Jika foto yang diambil menurut sobat hasilnya kurang bagus, kita bisa menekan tombol Remix Photos untuk mendapatkan pilihan baru. Sayangnya, kita tidak dapat menarik atau memindahkan gambar, atau bahkan secara manual memilih foto. Jadi, mungkin butuh waktu hingga sampai mendapatkan kombinasi penggabungan yang Anda sukai.
Selain itu, kita juga dapat menggunakan kategori Statis Covers yang terdiri dari beberapa sub-kategori, seperti  Seni, Mobil, Selebriti, Cinta, Musik, Fotografi, Film, Olah Raga dan lain-lain. Silahkan cari yang menurut Anda bagus melalui ini dan pilih salah satu yang Anda suka.
buat sampul facebook
Langkah Selanjutnya,
Setelah Anda memilih cover (foto sampul) yang Anda kehendaki, Klik Make My Cover, yang kemudian aplikasi tersebut akan meng-upload cover dan mengarahkan Anda ke profil Facebook. Klik Change Cover dan Choose from my photos (sesuaikan dengan bahasa facebook Anda) untuk menambahkan foto sampul yang baru saja Anda set. Sebuah album yang terpisah dihasilkan untuk foto CoverCanvas, sehingga Anda dapat dengan mudah menggantinya dengan sampul facebook timeline yang lain.
cover facebook
CoverCanvas adalah aplikasi facebook gratis, dan tidak memerlukan biaya apapun untuk menggunakannya. Aplikasi ini hanya mengakses account Facebook Anda, dan menggunakan foto yang terdapat di album foto untuk membuat foto sampul yang menarik

Proposal Nikah


Latar Belakang
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".
Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).
Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga¡¨, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.
Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di  majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.
Dasar Pemikiran
Dari Al Qur¡¦an dan Al Hadits :
  1.  "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
  2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
  3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨ (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
  4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
  5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
  6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
  7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
  8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
  9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
  10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
  11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
  12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
  13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
  14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
  15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah  (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c. Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
  16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
  17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
  18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
  19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
  20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
  21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).
  22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
  23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
Tujuan Pernikahan
  1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
  2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
  3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
  4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
  5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
  6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
  7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)
Kesiapan Pribadi
  1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ¡§Man Jadda Wa Jadda¡¨ (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
  2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
  3. Termasuk  tathhir (mensucikan diri).
  4. Secara materi, Insya Allah siap. ¡§Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya¡¨  (Qs. At Thalaq (65) : 7)
Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
  • Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
  • Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
  • Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
  • Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
  • Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
  • Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
  • Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari  manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
  • Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
  • Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Memperbaiki Niat :
Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.
Niat Ketika Memilih Pendamping
Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).
"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).
Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).
Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ¡§Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan
Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).
Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.
Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),
Meraih Pernikahan Ruhani
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS  PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)
Penutup
"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"
====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu  tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================
Maraji / Referensi :
  1. Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
  2. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
  3. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
  4. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
  5. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
  6. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
  7. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
  8. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
  9. Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
  10. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

Jadi Akhwat Jangan Cengeng



Jadilah akhwat yg kuat dlm memegang amanah dakwah!!!
Janganlah bersedih & jangan takut karena Allah selalu bersama kita…^_^
So,,akhwat itu jangan cengeng donk…
harus selalu semangat..semangat..semangat karena Allah!!!


Jadi Akhwat jangan cengeng..
Dikasih amanah malah melarikan diri..
Diaj…ak pengajian bilang ada ijin syar’i..
‘Afwan ane ada agenda syar’i.. Afwan lagi nguleg sambel trasi..
Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..
Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..
Terus dakwah gimana? Diakhiri???

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..
Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…
Mendayu-dayu kaya’ film romantis..
Kesehariannya malah jadi narsis..
Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..
Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisan
Rencana awal cuma kasih info kajian
Lama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran!
Bisa-bisa dikira pacaran!
Sampai kepikiran dijadikan pasangan…
Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Abis nonton film palestina semangat empat lima..
Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??
Semangat jadi pendukung luar biasa..
Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..
Yah…bikin kecewa…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet berduaan..
Eh, awas lho yang ketiga setan…
Trus, dikit-dikit aleman minta dibeliin jajan..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma pandang-pandangan tapi bermesraan..
Wah, kaya’ film india aja gan!
Kalo ketemu temen pengajian atau ustadzah?
Mau taruh di mana tuh muka yang kemerah-merahan?
Oh malunya sama temen pengajian n ustadzah?
Sama Allah? Buang aja ke lautan..
Yang penting mah bisa sayang-sayangan…
Na’udzubillah tenan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sedekah dikira buang duit. .
Katanya sih biar ngirit, tapi kok shopping tiap menit??
Langsung sengit kalo dibilang pelit…
Mendingan buat dzikir komat-kamit…
Malah keluar kata-kata nyelekit…
Aduh…bikin hati sodaranya sakit…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Tapi buat berburu ikhwan yang wah gitu dah ..
Pujaan dapet, terus walimah..
Dakwah pun say goodbye dadaaah..
Dakwah yang dulu benar-benar ditinggalkah?
Dakwah kawin lari.. karena kebelet nikah..
Duh duh… amanah..amanah…
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama ikhwan yang wah..

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto ikhwan..
Dicari yang jenggotan..
Kalo udah dapet trus telpon-telponan..
Tebar pesona akhwat padahal tampang pas-pasan..
“Assalammu’alaykum akhi, salam ukhuwah.. udah kerja? Suka bakwan?”
Disambut baik sama akhi, mulai berpikir untuk dikasih bakwan ..
Ikhwannya meng-iya-kan..
Mau-mau aja dibeliin bakwan..
Asik, ngirit uang kost dan uang makan…
Langsung deh siapin acara buat walimahan!
Prinsipnya yang dulu dikemanakan???

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Ilmu cuma sedikit ajah..
Udah mengatai Ustadzah..
Nyadar diri woi lu tuh cuma kelas bawah..
Baca qur’an tajwid masih salah-salah..
Lho kok udah berani nuduh ustadzah..
Semoga tuh cepet-cepet dikasih hidayah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Status facebook tiap menit beda..
Isinya tentang curahan hatinya..
Nunjukkin diri kalau lagi sengsara..
Minta komen buat dikuatin biar ga’ nambah nelangsa..
Duh duh.. status kok bikin putus asa..
Dikemanakan materi yang dikasih ustadzah baru saja?

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngeliat akhwat-akhwat yang lain deket banget sama ikhwan, jadi pengen ikutan..
Hidup jadi suram seperti di padang gersang yang penuh godaan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut pusing beneran…
Oh kasihan.. Mendingan jerawatan…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak artis metropolitan..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi kelam tak berbintang bahkan diguyur hujan..
Mau jadi putih nggak kuat untuk bertahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan caci makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi artis metropolitan..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Diajakain pengajian n kajian islami alasannya segunung…
Kalo disuruh shopping tancap gas langsung…
Hatipun tetap cerah walaupun mendung
Maklum banyak ikhwan sliweran yang bikin berdetak cepat nih jantung..
Kalo pas tilawah malah terkatung-katung…
Duh.. bingung…bingung…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Bangga disebut akhwat.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering gosip ngomongin sesamalah…
Wah… wah… ghibah… ghibah…
Eh, malah timbul fitnah…
Segera ber-istighfar lah…

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhinya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Nggak punya duit pengajian males datang..
Nggak ada motor yaa…misi pengajian dibuang…
Ustadzah ikhlas, hati malah senang…
Temen pengajian juga nggak ada satupun yang mau datang..
Jenguk temen yg sakit malah pada pergi malang melintang…
Oh…kasiyan… Mau ngapain sekarang???
Oh noo…

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Jadi Akhwat jangan cengeng…
Jadi Akhwat jangan cengeng…
Jadi Akhwat jangan cengeng…
Jadi Akhwat jangan cengeng…

Ukhti… banyak sekali sebenarnya masalah Akhwat..
Dimanapun pergerakannya.. .

Ukhti.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Akhwat lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..
Ukhti.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Akhwat-akhwat lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan.. . karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..
Ukhti.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak akhwat di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…
Ukhti.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan.. … dakwah ini berat ukhti.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan.. . tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya. . maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…

Ukhti.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama. ..?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
“Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu.. . Kuatkanlah ikatan kami…”
“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”
“Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.”
“Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”
“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”
Aamiin…. 

Copas dari sebuah artikel motivasi

buat akhwat tetap semangat yah dijalan dakwah karena kitalah yang menjadi pewaris risalah ini
agama ini adalah amanah yang sungguh sangat mulia jadi keep spirit and keep istiqamah
^_^

10 wasiat untuk wanita sholehah


1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.
Wahai hamba Allah..! jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:Aku mohon ampun kepada Allah! itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku) Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
- Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.
- Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.
- Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman :”Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan(QS. Al Hujurat: 11).
- Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda: Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya (HR. Muslim).
- Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
- Meniru wanita-wanita kafir. Rasulullah bersabda: Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).
- Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
- Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah).
- Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.
 
2. Berupaya mengenal dan memahami suami

Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa–apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Azza Wajalla).
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda: Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda: Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali (HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).
4. Bersikap qanaah (merasa cukup)
Kami menginginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.
Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu anhunna. Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu?? Ia berkata pada suaminya: “Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka”
5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu’anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama: Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).
8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.
9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’i seperti mengadukan perbuatan dzalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.
10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya: Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya (HR. Bukhary dalam An-Nikah).
Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin.
Wallahu amlam bish showab…

sumber : http://arrahmah.com

Kisah Nyata: Kisah Seorang Istri yang Shalihah


Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.
Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…
Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.
Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.
Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..
Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.
Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.
Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.
***
Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…
Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.
Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.
***
“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…
Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.
Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.
“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”
“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.
Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.
“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”
“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.
Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”
“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.
“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”
“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”
”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.
***
Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.
“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.
Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.
Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.
“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”
Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…
Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.
“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”
Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits
“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).(HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).
***
“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.
Subhanallah…
sumber: kafemuslimah

Wahai Wanita, Jangan Pergi Dari Rumah Suamimu



Nyonya pergi dengan wajah merah sambil menahan marah serta menangis tersenggak, sambil membanting pintu, kemudian saya mendengar Adilla menangis”, sambil terisak sang baby sitter menunjuk anak lelaki berwajah bulat lucu yang memandang ke camera infotainment dengan mata tersenyum.
”Lalu tiba-tiba saya mendengar suara gelas dibanting, karena saya takut Adilla terkena pecahan gelas, saya nekat masuk ke dalam rumah dan naik ke lantai atas. Di sana saya melihat bapak duduk di sofa sambil menghisap rokok. Setelah itu, Ya Allah Den.., saya melihat Adylla merangkak turun, hampir jatuh dari tangga, untung saya naik Den..., rupanya Adylla ingin ikut mamanya yang gak tahu pergi kemana, sampai hari ini belum kembali.” Demikian penjelasan tuntas dan jelas, (jelas membuka aib majikan pada seluruh pemirsa tanah air).
“Yaa, demikianlah pemirsa infotainment ’TAKABUR’, bagaimana dengan nasib pernikahan artis cantik Marlynda yang sewaktu menikah dulu kita melihat mereka begitu mesra dan bahagia, (di dalam layar kaca terlihat pasangan artis dan pengusaha muda Brinton Djoni saling menyuapi ketika acara pernikahan mereka dua tahun yang lalu, pesta pernikahan yang digambarkan menghabiskan uang ratusan juta rupiah dan menghiasi semua media massa yang ada di Jakarta).
Akankah pernikahan mereka yang menimbulkan decak kagum keirian karena yang wanita cantik dan mempesona, dan yang lelaki tampan dan kaya, berakhir begitu saja yang disebabkan hanya karena salah paham dalam hal pengasuhan anak? Wah... mungkin diperlukan pakar komunikasi kali yaa agar pasangan yang tengah dilanda huru hara ini mampu memperbaiki pernikahannya kembali.
Baik, kita kembali pada yang satu ini dan kita nantikan berita selanjutnya mengenai nasib Marlynda setelah akhirnya Brinton Djhony yang telah menikahinya 2 tahun, memutuskan untuk mentalak Marlynda.” demikian papar seorang penyiar berita infotainment ’TAKABUR’ yang acaranya menduduki rating tertinggi setelah sinetron ”Intan bertabur Ketan”, menjelaskan dengan gegap gempita, seakan-akan ketika kejadian itu berlangsung dia ada disana.
Koran sore hari itu di seluruh kota Jakarta kemudian mengabarkan mengenai artis papan atas Marlynda yang cantik dan bertubuh langsing serta rajin pamer aurat itu, resmi bercerai. Malangnya, setelah ia melalui banyak penderitaan, semua media memberitakan seluruh kisah rumah tangganya, seakan-akan semua wartawan adalah tetangga sebelah rumahnya. Mereka tahu dengan persis jam berapa dan ada apa bahkan hari apa peristiwa demi peristiwa terjadi dalam rumah tangga Marlynda.
Inilah akhir nasib tragis dari seorang ibu yang karena dengan ungkapan sang baby sitter bercerita dikarenakan ingin gossip saja, menjadi bumerang buat sang nyonya. Maka diputuskanlah bahwa hak asuh anak menjadi milik ayahnya, karena sang ibu dengan lenggang emosi penuh amarah, tega meninggalkan anaknya. Hal ini diperparah lagi dengan adanya bumbu cerita bahwa bayinya yang lucu hampir terjatuh dari tangga.
Hikmah dari ini semua adalah bahwa sebagai wanita, janganlah kita terlalu emosi dan tak sanggup menahan amarah, sehingga kita pergi dari rumah, apalagi dengan meninggalkan anak dan suami begitu saja. Pertengkaran dalam rumah tangga adalah hal biasa, ditambah latar belakang istri dengan suami berbeda.
Jadi wajar saja bila terjadi konflik agar mencapai kesamaan persepsi dan tujuan rumahtangga. Sebagai contoh, anggur saja yang sama merah dan sama rasanya mengalami konflik dan gesekan di dalam piring, apalagi kita yang memiliki latar belakang perbedaan sebelum berumah tangga. Disanalah letaknya setengah Dien, yaitu dalam proses berumah tangga nampaknya menyenangkan namun sulit untuk dilaksanakan.
Selain itu, dalam mencari jodoh, bukan hanya yang berpenampilan cantik atau menarik saja, atau yang tampan dan kaya raya serta indah dipandang mata saja, yang terpenting adalah kesamaan iman, setingkat dan alaqotulbillah (adanya ikatan dengan Allah) dimana pernikahan seorang muslim sangat bernilai disisi Allah.
Begitu dahsatnya ikatan itu dengan Allah sehingga sanggup menggoncangkan langit ketujuh ketika ijab qabul selesai diucapkan. Doa sang pengantin langsung dikabulkan, dan disanalah terjadi mitsaqon gholidzho atau katan yang kuat yang disaksikan para malaikat.
Dan ketika ikatan itu terpecah oleh pola tingkah manusia karena perceraian, maka langit tergoncang kembali lebih dahsyat dan murka Allah tergambar disana. Terbetiklah hadist yang berbunyi:
”Perkara halal yang sangat dibenci Allah adalah perceraian.” (HR Abu Dawud, HR Ibnu Majah, namun didhaifkan Syaikh Al-Utsaimin).
Sanggupkah kita hadapi murka-Nya? Maka, wahai wanita, banyaklah ber-istighfar dan bersabarlah, jangan tinggalkan rumah suami anda. Anda akan kehilangan suami dan rumahtangga sakinah, dan bagi wanita yang meninggalkan rumah suaminya akan dilaknat oleh Allah, juga hak asuh anak akan hilang dari kita.
Pernahkah kita mendengar sulitnya seorang artis penyanyi sulit bertemu dengan anaknya dikarenakan hak asuh anak ada disuami dan sang mantan istri hanya mendapat kesempatan bertemu sebulan sekali, itupun dalam pengawasan yang ketat. Belum lagi kebencian anak pada kita, karena dia merasa kita tega meninggalkan dia dan ayahnya.
Sabda Rasullulah SAW :
”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.” (Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar)
“Pikir panjanglah, sebelum anda melangkah meninggalkan rumah suami anda..!!!”